Laman

Saturday 11 July 2015

kisah Imam muslim penghimpun hadis

 kisah Imam muslim penghimpun hadis


Sahih Bukhari dan Sahih Muslim merupakan dua Kitab Hadis yang dinilai tinggi di dunia Islam. Dua kitab itu menjadi acuan urutan kedua setelah Alquran. Sahih Muslim dianggap sebagai urutan kedua setelah Sahih Bukhari.

Alhajjaj Abul Husain al Khusairi al Nishapuri atau lebih terkenal dengan Imam Muslim lahir di Nisaphur pada 202 H (817 M) dan wafat pada 261 H (875 M) dimakamkan di Nasarabad, daerah pinggiran Nisaphur.

Dikutip brilio.net dari buku Seratus Muslim Terkemuka karangan Jamil Ahmad, Jumat (10/7), setelah menyelesaikan pendidikannya, Muslim mulai mengumpulkan hadis untuk karyanya Sahih Muslim itu.

Ia melakukan perjalanan jauh sampai Arab, Mesir, Suriah, dan Irak. Ia meminta nasihat beberapa ulama tokoh hadis, termasuk Imam Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Ruhaya. Sahihnya tersusun dari 30.000 hadis. Ia juga menulis beberapa buku fiqih dan biografi yang sudah tidak lagi tersimpan.

Perbedaan Sahih Muslim dengan himpunan hadis lainnya terletak pada pembagian yang berdasarkan bab. Mudah terlihat adanya hubungan yang erat antara Sahih Muslim dan gagasan yang sama dalam fiqih.

Perbedaan lainnya, Muslim memberikan perhatian khusus kepada urutan perawi otentik (isnad) yang berguna sebagai pembuka dari teks (matan) yang sama atau hampir sama. Muslim dipuji karena keseksamaannya di bidang ini.

Tapi jika dibandingkan, maka Sahih Bukhari lebih unggul karena Bukhari membuat catatan tambahan bab yang tidak terdapat pada Sahih Muslim. Tetapi tetap, keduanya membuat hadits yang tidak saja berhubungan dengan agama, melainkan juga mengenai etika, sejarah, dalam toleransi.

Demikian kisah singkat dari Imam Muslim sang penghimpun hadis yang di nilai dan menjadi acuan setelah Al-Quran.

Semoga bermanfaat,

Terima kasih , sudah berkunjung dan membaca Artikel kisah Imam Muslim penghimpun hadis di blok ini.


tips dan trik untuk menghindari lemas saat berpuasa

 tips dan trik untuk menghindari lemas saat berpuasa
ilustrasi lemas saat berpuasa


Pada umumnya bagi ummat muslim saat menjalankan ibadah puasa, sudah pasti pernah merasakan yang di namakan lemas,...

Apakah Anda suka lemas saat menjalankan ibadah puasa? Berikut ini tips dan trik mengatasi lemas saat berpuasa yang dapat Anda coba,:

Atur Pola Makan.

Puasa sebenarnya hanya mengubah jam makan. Sahur sebagai pengganti sarapan pagi, berbuka sebagai pengganti makan siang, dan setelah tarawih sebagai pengganti makan malam. Kuncinya, jangan terlalu banyak  mengkonsumi makan saat berbuka, konsumsi makanan berat selepas tarawih, dan jangan melewatkan sarapan sahur.

Menu Berbuka

Setelah berpuasa selama 14 jam, kadar glukosa akan semakin sedikit menjelang buka puasa. Karena itu, saat berbuka kita butuh  makanan yang bisa menaikkan gula darah dengan cepat. Pilihannya adalah makanan yang manis namun tidak tinggi gula seperti kurma, air kelapa murni, susu, atau segelas jus.

Kurma mengandung glukosa tinggi dan vitamin kompleks yang dibutuhkan tubuh. Glukosa dalam kurma mudah diserap sehingga bisa menaikan kadar gula darah dengan cepat.

Makanan atau minuman manis juga baik untuk berbuka puasa. Namun gunakan gula aren atau madu sebagai pemanis, jangan gula pasir atau gula diet yang mengandung aspartan. Buah pisang bagus untuk berbuka karena pisang adalah sumber kalium, magnesium, dan karbohidrat.

Hindari berbuka dengan minuman yang dingin karena akan membuat perut yang kosong menjadi kembung. Air dingin akan membuat asam lambung meningkat.

Setelah berbuka, meminum takjil (manisan), sebaiknya jangan langsung makan nasi atau makanan berat lainnya. Perut butuh istirahat untuk menyesuaikan diri. Selama waktu istirahat, Anda bisa menjalankan shalat Maghrib terlebih dahulu.

Menu Setelah Tarawih

Makanan besar atau menu utama, sebaiknya dikonsumsi setelah sholat maghrib setelah pencernaan beristirahat atau sekitar 30 menit setelah berbuka. Menu berbuka seharusnya mengandung karbohidrat, vitamin, lemak, protein, dan mineral. Nasi merah, sayuran dan buah-buahan cocok untuk menu berbuka. Hindari makanan yang tinggi kalori dan berlemak tinggi seperti makanan bersantan, gulai, atau gorengan.

Sebagai penutup anda bisa mengonsumi buah, jus atau makanan ringan lainnya untuk menambah tenaga dan persiapan puasa besok. Minum air putih sebanyak 3-4 gelas untuk memenuhi kebutuhan cairan

Menu Sahur

Jangan lewatkan makan sahur karena sahur merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan tenaga dalam menjalankan aktivitas berpuasa.

Pilih menu utama yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, spageti, roti gandum, oatmeal, atau bubur kacang hijau dengan gula aren.  Jenis karbohidrat ini lebih tahan lama dalam membuat gula darah stabil, sehingga mood menjadi relatif lebih baik.

Nasi merah kaya nutrisi dan padat serat. Nasi merah juga mengandung karbohidrat kompleks yang dicerna secara bertahap sehingga membantu tubuh mempertahankan rasa kenyang yang lebih lama sehingga kita tidak mudah lapar saat puasa.

Hindari makanan berlemak karena hormon insulin tubuh akan berlebihan. Insulin akan mempercepat turunnya kadar gula darah dan ini membuat Anda cepat lapar.

Jangan lupa serat, baik dari sayur atau buah. Kurang makan protein dan sayur saat sahur dapat menghambat proses metabolisme, yang pada akhirnya dapat menyebabkan lemas dan lemah. Sumber protein lainnya yang baik bagi tubuh berasal dari daging ikan.

Sebagai penutup minum air secukupnya, buah-buahan, jus buah tanpa gula atau air kelapa. Karena ketika tidur tubuh kita kehilangan berat 1-2 kg, dan itu adalah air.  Selain itu, batasi asupan teh dan kopi karena dua asupan ini membuat metabolism berjalan cepat sehingga cepat haus.

Makan dengan Porsi Normal

Makanlah dengan porsi normal, seperti hari-hari biasanya. Makan yang berlebihan akan membuat perut kekenyangan dan tidak nyaman. Asupan makanan yang terlalu banyak, juga bisa membuat tubuh dehidrasi lebih cepat. Juga jangan makan terlalu sedikit, karena tubuh akan kekurangan cadangan energi sehingga tubuh bisa lemas dan sulit berkonsentrasi kerja.

Tidur yang Cukup

Dalam banyak kasus, orang mengantuk saat puasa bukan karena tidak makan tetapi karena kurang tidur.  Dengan tidur yang cukup dan polanya teratur, puasa tidak perlu jadi alasan untuk mengantuk. Selain itu kebanyakan tidur juga bisa membuat tubuh menjadi lemas.

Aktifitas Fisik

Tetap melakukan aktifitas fisik yang ringan dan berolaraga teratur. Berolahraga kecil di depan rumah setelah sholat subuh sambil menghirup udara segar akan membuat tubuh lebih segar dan bugar.

Selamat mencoba, dan semoga bermanfaat.


Nara Sumber: dr.Nany Leksokumoro, MS,Sp.GK,  Dokter Spesialis Gizi Klinik  dari RS Graha Kedoya, Jakarta Barat

Terima kasih, sudah membaca Artikel tips dan trik untuk menghindari lemas saat berpuasa di blog ini.

gangguan kesehatan dari kebiasaan tidur setelah makan sahur

 gangguan kesehatan dari kebiasaan tidur setelah makan sahur
ilustrasi tidur setelah makan sahur


DI bulan Ramadhan ini Allah telah mewajibkan kita semua berpuasa sebagaimana Ia telah mewajibkan kepada orang2 sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab, seperti dalam firman-Nya,
 “Hai orang2 yang beriman, diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah: 183). 
Namun sebelum melaksanakan ibadah puasa, kita dianjurkan untuk makan sahur.

Salah satu sunnah puasa adalah mengakhirkan makan sahur, di jaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat yang merupakan generasi pertama umat Islam tersebut tidak tidur setelah sahur. 

Tentunya hal ini sangat bertolak belakang di jaman sekarang ini , banyak orang masih merasa ngantuk dan mempercepat makan sahur kemudian tidur kembali akibatnya sering terlambat untuk mengerjakan sholat subuh , kehilangan berkah di pagi hari, selain itu ternyata tidur setelah sahur tidak baik untuk kesehatan dari segi medis. 

Berikut penyebab kenapa seseorang tidak dianjurkan kembali tidur setelah makan sahur.;

Pertama gangguan lambung/asam lambung. 

Setelah mengonsumsi makanan (termasuk sahur), sistem pencernaan memerlukan beberapa waktu untuk mencerna dan menyerap nutrisi yang ada di dalam makanan tersebut. Ketika seseorang tidur setelah makan (sahur), apalagi dalam posisi terlentang, pencernaan menjadi melambat atau sulit bekerja. Akibatnya, timbullah nyeri di ulu hati dan panas yang menyebar ke dada dan tenggorokan karena meningkatnya asam lambung.

Kedua, terjadinya refluks. 

Merupakan penyakit yang timbul akibat kelemahan dari katup antara lambung dan kerongkongan. Hal ini menyebabkan asam lambung naik ke dalam kerongkongan dan menimbulkan gejala berupa rasa terbakar di dada. Di antara tanda refluks adalah ketika seseorang terbangun dari tidur setelah sahur ia merasakan kerongkongannya panas dan mulutnya terasa pahit. Para dokter menyarankan jeda waktu antara makan dan tidur adalah dua jam. Namun sunnah Rasulullah lebih lama lagi. Beliau dan para sahabatnya biasa mengisi waktu setelah sahur dengan shalat atau dzikir dan setelah Subuh berdzikir hingga matahari terbit. Untuk tidur sejenak, mereka memilih waktu siang yang dikenal dengan istilah qailulah.



Ketiga, mudah terserang Stroke. 

Tidur setelah sahur dipercaya meningkatkan resiko terkena stroke. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah terkena stroke. Sebaliknya, orang-orang yang memiliki jeda paling singkat antara makan dan tidur memiliki resiko lebih tinggi terkena stroke.

Keempat, sakit Kepala. 

Jika kita tidur setelah shalat subuh, dan ketika bangun bagian leher akan terasa sakit dan kaku, bahkan terkadang bukan kesegaran yang didapat, namun sebaliknya. Lalu akan terasa sakit kepala bagian atas atau kepala bagian belakang. Itulah hal mudhorat yang didapat jika anda tidur lagi usai sahur atau menjelang pagi. Menurut sebuah hasil studi, tidur pagi menyebabkan serebrospinal bergerak ke otak. Inilah yang menimbulkan sakit di kepala.

Selain berbahaya dari segi kesehatan, tidur setelah sahur membuat terhalangnya pintu rezeki, dalam hadits yang di riwayatkan oleh Abu Daud, bahwasannya Rasulullah bersabda “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” Dalam hadits tersebut Rasulullah mendoakan keberkahan bagi umatnya yang bangun di waktu pagi. 

Sebaliknya, doa itu mengisyaratkan bagi mereka yang tidur lagi setelah Subuh, mereka akan kehilangan keberkahan yang disebutkan dalam doa Nabi. Keberkahan dalam ayat ini memiliki makna yang luas. Secara umum maknanya adalah bertambahnya kebaikan. Bentuknya bisa macam-macam, misalnya bisnisnya berhasil sehingga bisa banyak berinfak atau karirnya meningkat sehingga mudah bersedekah.

Dan yang terakhir, menjadi malas dan Kehilangan semangat. 

Biasanya ketika tidur usai sahur atau menjelang pagi, tubuh akan terasa lemas dan kehilangan semangat untuk melakukan aktivitas. Mood juga akan berubah jadi buruk. Ketika kondisi hati sedang buruk, otomatis akan tergambar dari garis wajah. Wajah akan terlihat pucat. 

Maka sebaiknya Mengisi waktu pagi setelah Subuh dengan ibadah, berdzikir, membaca Al-qur’an atau bisa juga anda gunakan waktu pagi anda untuk membersihkan rumah. Bisa di pastikan waktu berikutnya, Anda akan terlihat lebih segar dan bersemangat. Baik secara medis ataupun secara ruhiyah. []

Semoga bermanfaat,

Terima kasih, sudah membaca Artikel gangguan kesehatan dari kebiasaan tidur setelah makan sahur di blog ini.