Alhamdulillah, kita
diberikan kesempatan kembali oleh Allah Ta’ala untuk bertemu dengan bulan suci ramadhan
yang mulia dan melakukan ibadah padanya.
Berikut adalah beberapa
pesan singkat bagi kita semua. Inilah pesan yang mampu menjaga hati,
mengingatkan jiwa, dan menguatkan tekad.
Pertama: Ingatlah asal
penciptaan Anda.
Sungguh Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)
Imam An-Nawawi menjelaskan, “Ini
adalah pernyataan yang sharih (jelas) mereka semua diciptakan untuk beribadah
kepada Allah. Sangat pantas bagi mereka untuk memperhatikan tujuan penciptaan,
dan berpaling dari kenikmatan dunia dengan mengedepankan sikap zuhud. Sebab,
dunia adalah negeri tempat menjalankan tugas, bukan negeri tempat keabadian,
dunia hanyalah jembatan sarana penyeberangan, bukan rumah tempat berdiam.
Renungkanlah keagungan karunia Allah
atas diri Anda.
Firman Allah Ta’ala,
وَإِنْ تَعُدُّوا
نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا
“Dan jika kamu menghitung nikmat
Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. An-Nahl: 18)
Nikmat teragung ialah nikmat Islam.
Betapa banyak bangsa di muka bumi ini yang terhalang mengucapkan kesaksian
bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah
Rasulullah.
Islam merupakan karunia yang Allah
berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Pujilah Allah Ta’ala sebagai
wujud rasa syukur atas nikmat hidayah dan petunjuk-Nya. Sebab, betapa banyak
orang yang berafiliasi kepada Islam, tetapi mereka melanggar ajaran-ajrannya
yang zhahir maupun yang batin, mereka lalai dalam menunaikan kewajiban, dan
tenggelam dalam kemaksiatan dan dosa.
Anda –wahai muslim- tidak pernah
terlepas dari nikmat Allah Ta’ala: negara yang aman sentosa, rezeki yang
lapang, dan kesehatan badan. Sudah menjadi kewajiban Anda untuk bersyukur, baik
dengan ucapan maupun perbuatan.
Bentuk sikap syukur teragung ialah
ketaatan kepada Allah Ta’ala, dan menjauhi larangan-Nya. Bahwasanya nikmat itu
menjadi kekal karena sikap syukur.
Firman Allah Ta’ala,
لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Kedua: Di antara nikmat Allah atas
diri Anda adalah dipanjangkannya umur Anda, sehingga Anda kembali bertemu
dengan bulan mulia ini. Betapa banyak kematian memisahkan kita dari sahabat,
betapa banyak tanah menelan kekasih kita.
Panjang usia dan kelangsungan hidup adalah
kesempatan untuk memperbanyak bekal, berupa ketaatan dan mendekatkan diri
kepada Allah dengan amal shalih. Modal seorang muslim adalah umurnya.
Karenanya, pergunakan waktu dan kesempatan Anda dengan sebaik-baiknya, hingga
tidak terbuang sia-sia.
Ingatlah orang-orang yang menjalankan
puasa dan shalat idul fitri bersama kita tahun lalu, di mana dia sekarang
setelah kematian menghampirinya? Terapkanlah hadits Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam,
اِغْتَنِمْ خَمْساً
قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ،
وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
“Pergunakanlah yang lima sebelum
datang yang lima: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa
sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, waktu luangmu sebelum waktu
sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh
Al-Albani)[1]
Berusahalah agar Anda termasuk
golongan manusia terbaik, seperti yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam. Diriwayatkan dari Abu Bakrah Radhiyallahu Anhu, dari ayahnya,
ia berkata, “Seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,
“Wahai Rasulullah, siapakah manusia terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang
panjang usianya dan baik amal perbuatannya.” Orang itu kembali bertanya,
“Lantas siapakah manusia terburuk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang
usianya dan buruk amal perbuatannya.” (HR. At-Tirmidzi)[2]
Ketiga: Wajib mengikhlaskan niat dan
meluruskan sikap kepada Allah Ta’ala. Ketika menjalankan ketaatan,
berhatilah-hatilah terhadap pintu masuk riya` (ingin dilihat) dan sum’ah (ingin
didengar), sebab keduanya adalah penyakit berbahaya yang bisa merusak amal.
Simpan dan tutupi amal kebaikan Anda, sebagaimana Anda menyimpan dan menutupi segala
keburukan dan aib Anda.
Milikilah simpanan amal shalih yang
hanya diketahui oleh Allah Ta’ala semata, berupa shalat sunnah, linangan air
mata di gelap malam, sedekah dengan sembunyi-sembunyi, dan seterusnya.
Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala tidak
menerima amal kecuali dari orang-orang bertakwa, maka berusahalah untuk
menggapai tingkatan takwa,
Firman Allah Ta’ala,
إِنَّمَا
يَتَقَبَّلُ اللهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya Allah hanya menerima
(amal) dari orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maa`idah: 27)
Jangan sampai Anda termasuk golongan
orang yang enggan masuk surga, seperti yang disebutkan Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam di dalam sabdanya,
كُلُّ أُمَّتِي
يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ
يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku akan masuk surga kecuali orang
yang enggan.” Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang enggan
itu?’ Beliau menjawab, ‘Orang yang taat kepadaku akan masuk surga dan orang
yang mendurhakaiku dialah yang enggan.” (HR. Al-Bukhari)[3]
Semoga ada manfaatnya,
Sumber: Arba’una Darsan Liman Adraka
Ramadhan karya Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim.
No comments:
Post a Comment